SELAMAT JALAN AKTIVIS NU
*SELANAT JALAN SOHABAT AKTIVISN NU- H Wakil Maghfur*
_Semarang, Jateng Gayeng Online._
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Tepat di hari peringatan Maulid Nabi Muhammad tahun 2020, pada Kamis (29/10/2020), warga NU dikejutkan dengan wafatnya seorang tokoh NU pejuang pesantren. Yaitu H Wakil Maghfur, Lc.
Dialah Sekretaris Umum Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Indonesia (MP3I) dan ketua alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia di Kuwait. Pernah menjadi wakil Sekretaris Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Tengah.
Putra Kyai Siradj yang lahir di Rembang, 19 Februari 1972 ini meninggalkan satu istri dan empat anak. Almarhum yang akrab dipanggil Apung ini meninggal di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan Salatiga sekira pukul 01.30 WIB. Ia memang sudah lama menderita penyakit paru-paru dan diabetes.
Oleh keluarganya, jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadapan Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang, Kota Semarang siang hari pukup 14.00 WIB.
Para kyai dan sahabat-sahabatnya merasa sangat kehilangan atasnya wafatnya pengabdi kyai yang pernah menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI pada Pemilu 2014 ini. Berikut kesaksian mereka:
*KH Ubaidillah Sodaqoh*, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah:
Saya mengenal mas Apung sebagai aktivis yang gigih dan tulus. Perhatian sama rekan dan kawan. Telaten memperjuangkan visinya.
Kami merasa sangat kehilangan. Semoga Allah menerima amal-amal beliau. Dan keluarga serta handai taulannya diberi kesabaran. Putra-putrinya dijadikan generasi soleh-solehah, berilmu, beramal dan bermanfaat.
*KH Muhammad Zaim Ahmad Ma’shum Lasem*, Ketua MP3I:
Saya dan seluruh keluarga besar MP3I merasa sangat kehilangan atas berpulangnya sekretaris umum, atau sekretaris saya, Haji Wakil Maghfur, Lc. Saya mengalami sendiri, menyaksikan sendiri. bersama beliau selama lebih dari 15 tahun.
Bahwa beliau benar-benar mengabdikan dirinya, mendedikasikan umurnya untuk kepentingan pesantren. Pokoknya tiada berhenti untuk pesantren. _”…Wayu’tsiruuna ‘ala anfusihim walau kana bihim khoshoshoh’’’”_ (penggalan ayat pada Al-Qur’an Surat Al-Hasyr: 9-red. Yang artinya: ……_dan mereka mengutamakan [Muhajirin] di atas diri mereka sendiri, walaupun mereka juga dalam kesempitan dan memerlukan…).
Seperti itulah gambaran alhmarhum, dalam keadaan sangat terbatas secara amteri, tanpa kenal lelah bekerja-bekerja-bekerja untuk kepentingan pesantren.
Eksponen pesantren secara keseluruhan merasa sangat kehilangan. Kami sangat kehilangan sosok yang sangat energik, cerdas, dan banyak jaringan yang dimilikinya.
*KH Yusuf Chudlori*, Pengasuh Ponpes API Tegalrejo Magelang:
Mas Apung yang saya kenal, dia orangnya _humble_. Istilah Jawanya _semanak_, mudah begaul. Juga rajin dan _entengan_. Mampu menjadi konsolidator. Beliau muter terus ke pesantren-pesantren dalam rangka pemberdayan pesantren dengan program pemberdayaan ekonomi.
Kami sungguh sangat kehilangan pejuang NU yang gigih luar biasa. Semoga amal perjuangannya membesarkan NU, menemani pesantren, memberdayakan pesantren betul-betul, ditrima oleh Allah subhanahu Wa Taala. Menjadi amal jihadan fi sabilillah.
*KH Bisri Adib Hattani*, pengajar di Ponpes Raudlatul Tholibin (TPI) Leteh, Rembang:
Mas Apung secara pribadi adalah orang yang grapyak. Tidak mau diruweti konflik tidak penting. Beliau banyak membantu pesantren, terutama saat harus berhubungan dengan pemerintah.
Pesantren-pesantren yang beliau bantu, terutama adalah pesantren kecil-kecil di desa-desa, yang umumnya kesulitan administrasi ala pemerintah.
Beliau juga muhibbin (pecinta) kyai-kyai, sebagaimana bapaknya dan keluarganya. Beliau banyak membantu MP3I dan KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU periode 2000-2010), untuk program yang berkenaan dengan pesantren.
Keikhlasan beliau luar biasa. Tergambar diantaranya wira-wiri Semarang-Lasem seorang diri, untuk sowan dan silaturahim dengan para kyai.
*KH Imam Baehaqi*, dewan pengasuh Ponpes Ma’hadul Ilmi al-Syar’ir (MIS) Sarang, Rembang:
Saya mengenal baik Mas Apung sejak awal aktif di NU dan di RMI Jawa Tengah. Di luar itu, dia aktif mengelola forum ulama dan habaib.
Berikutnya, ketika para kyai mendirikan MP3I di Ponpes Tebuireng Jombang pada 2012, beliau adalah penggerak utama.
Telah banyak program pemberdayaan pesantren yang aktif dikelola oleh almarhum, termasuk program MP3I yang mengorganisir agar pesantren mendapat dana Bantuan Operasioal Pesantren (BOP) selama pandemi Covid-19.
Yang saya salut dan sangat hormat kepada almarhum adalah, beliau tidak pernah mengeluh dalam berjuang memberdayakan pesantren melalui organisasi. Terutama MP3I.
Kami sudah lama mendengat dia menderita penyakit paru-paru. Namun penyakitnya itu tidak pernah dia rasakan karena tenggelam dalam kesibukan mengurus pemberdayaan pesantren.
Dia itu tipologi santri sejati yang selalu mendampingi para kyai dalam program-program sosial dan ekonomi. Banyak kyai yang terbantu oleh program-programnya. Dan dia sangat banyak dicintai oleh para kyai.
*Hidayatut Thoyyibah*, Anggota KPU Kulonprogro, teman sekolah almarhum:
Kami berteman sejak kelas I Tsanawiyah hingga kelas III Aliyah, alias enam tahun kami berteman. Di sekolah kami, Madrasah Mu’allimin Muallimat Rembang (M3R), Mas Apung sangat populer. Masuk dalam kelompok Gawagis (gus-gus) lah kalau sekarang.
Beliau putranya Pak Siradj, kepala sekolah Madrasah Aliyah kami. Kami sempat berpisah setahun ketika jenang Aliyah, dia mendapat beasiswa ke Kuwait. Namun karena ada invasi Iraq lalu terjadi perang Teluk, dia kembali ke Rembang dan balik menjadi teman saya sekelas lagi.
Mas Apung adalah penggagas reuni tahunan di madrasah kami. Dia pula yang menginisiasi grup alumni M3R, sehingga para alumni saling berkomunikasi dan saling dukung.
Selamat jalan Mas Apung. Saya bersaksi, jenengan orang baik. Insya Allah surga tempatmu. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kesabaran dan keikhlasan.
*Ahmad Ruhyat Hasby*, Ketua PCNU Karawang, Jawa Barat:Saya kenal almarhum Mas Apung belum lama. Tetapi saya merasakan betapa almarhum orang yang tanpa pamrih dalam menjaga silaturahim.
ACHMAD ROBANIBALBAR Ketua LPBH NU Jateng sungguh merasa sangat kehilangan sesama Aktivis NU semoga amal ibadah nya cukup untuk singgah sana tempat yang muliya di sisiNya Allah SWT... Alfatihah....Amin.
PENULIS: M. ICHWAN
(By: Tyo & Tim)
Post a Comment