News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

NGAJI PANCASILA JELANG NATARU

NGAJI PANCASILA JELANG NATARU


 NGAJI PANCASILA MENGHADAPI NATARU & PERGANTIAN PEMIMPIN BARU.

Semarang Fjg online 10 Desember 2024, Salah satu acara rutin ormas FKSP Alfadilah (Forum Konunikasi Kyai Santri Pancasila) Alfadilah adalah Istighosah & Ngaji Pancasila (Ngaji & berbagi) Membumikan dan mengelorakan CINTA AGAMA CINTA NEGARA dalam berbangasa bernegara tidak melupakan ZAS MERAH Sejarah Perjuangan dan Peradaban Nusantara. Acara Ngaji Pancasila yang dilaksanakan rutin tiap Selasa malam di Markas Kp. Pancasila Jl. Karang tengah 2 Genuk Kota Semarang oleh FKSP Alfadilah Kota Semarang mengambil thema “CINTA AGAMA CINTA NEGARA NKRI, Jangan Belokkan Sejarah Peradaban Bangsa”. Thema tersebut menjadi isu penting menjelang menjaga toleransi beragama dan berbangsa untuk paringatan natal dan Pergantian Tahun di tahun transisi, dinamika kepemimpinan 2024 ini Dan Refleksi Desember Bulan Toleransi Dan Kesetaraan, Serta Memperingati Haul Gus Dur Ke 15.

Ketua Umum/Pengasuh FKSP Alfadilah Achmad Robani Albar, DH.MH. (Kyai Robani) yang mengisi ceramah Selasa (10/12/2024) menekankan pentingnya otentifikasi pemahaman sejarah NKRI, PANCASILA, UUD 1945 di era milenial ini.

“Sejarah perjuangan bangsa tidak boleh dirampok, dibelokkan apalagi dipalsukan. Bahwa pergerakan kemerdekaan bangsa dilakukan oleh anak-anak bumi putra pemilik bumi Nusantara. Bukan pemberian bangsa asing yang wajib kita jaga bersama ungkap Kyai Robani dalam acara Ngaji Pancasila yang dihadiri puluhan kader FKSP Alfadilah dan jamaah nya.

Kyai Robani juga menegaskan bahwa peradaban bangsa ini sudah ada sebelum datangnya penjajah. Keluhuran budaya dan di Nusantara lahir tradisi yang sudah tertanam kuat sejak masih banyak Kerajaan berdiri di bumi Nusantara.

“Sejarah mencatat Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat Ilmu pertanian dan maritim di Asia, negara lain banyak belajar dari peradaban kita yang sudah lebih maju. Kebesaran Kerajaan Majapahit menjadi rujukan bangsa lain belajar ilmu tata negara. Candi terbesar ada di Indonesia sebagai bukti tingginya ilmu arsitektur di jaman Dinasty Syailendra. Itu semua tidak bisa dihapus dengan membelokkan sejarah bangsa karena jasa bangsa asing yang datang” imbuh Kyai Robani.


Melalui Ngaji Pancasila Sejarah dan Peradaban kali ini, FKSP Alfadilah kembali mengingatk arti penting persatuan dan kesatuan bangsa menjadi modal penting bertahannya suatu bangsa dari gempuran pengaruh asing dan adu damba oleh klompok tertentu


“Bangsa asing yang datang ke Nusantara dulunya justru mengadu domba antar kerajaan yang akhirnya saling berperang, dan setelah hancur mereka mengasainya. Sekarang pihak asing datang lagi untuk mengadu domba dengan paham asing mengatasnamakan Agama untuk memecah belah kita. Jika persatuan kita lemah dan pemahaman sejarah kita aktif dimanipulasi, maka bangsa ini hanya menunggu waktu menjadi Suriah atau Afghanistan yang hancur karena perang saudara.” Kata Kyai Robani.

Istighotsah & Ngaji Pancasila Sejarah Dan Peradaban malam itu menyimpulkan bahwa sejarah peradaban bangsa harus dipertahankan dari upaya perampokan, pembelokkan dan manipulasi. Membumikan Pancasila dan Merah Putih menjadi agenda wajib FKSP Alfadilah dan seluruh elemen masyarakat demi martabat bangsa Indonesia.

“Jangan sampai kita merdeka namun tidak berdaulat karena dikuasai paham asing. Sejarah tidak selalu ditulis oleh pemenang, tapi ditanam sedini mungkin. Pancasila sudah paripurna tidak ada tawar menawar untuk dirubah lagi, dan bagi yang tidak sepakat dengan Pancasila tempatnya bukan di sini. ”, Ujar yi Robani.

Ngaji Pancasila, menguatkan NKRI ber Pancasila dan sejarah  Peradaban memperingati Haul Gus Dur Pegiat dan penggelora TOLERANSI Haul Ke 15 Dan Refleksi Desember Bulan Toleransi Dan Kesetaraan ini kami FKSP Alfadilah mengajak masyarakat untuk terus menjaga kampung desa dan lingkungan kita masing masing dari orang - orang yang  Intoleransi Radikalisme separatisme dan Terorisme pungkas', Kyai Robani ( Kyai Pancasila)


(By: Tyo & Tim)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment